Monday, December 10, 2018

Laporan Mengenai Anak Berkesulitan Belajar Membaca

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses perubahan dalam kepribadian seseorang, perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan sikap, kecakapan, pemahaman, pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan lainnya. Anak yang mengalami kesulitan belajar merupakan anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi pada otak sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya.
Dalam mendidik anak orang tua pastinya berusaha semaksimal mungkin agar anaknya menjadi pintar. Kesulitan belajar yang paling mendasar dari semua kesulitan belajar adalah kesulitan belajar membaca. Membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap anak pada usia pemulaan sekolah dasar, karena melalui membaca, anak dapat belajar banyak mengenai bidang studi. Oleh karena itu, membaca merupakan keterampilan yang harus diajarkan sejak usia dini kepada anak, terutama untuk anak-anak yang memasuki sekolah TK bahkan PAUD. Karena pada saat ini anak yang akan memasuki jenjang SD diharuskan mengikuti tes unrtuk membaca terlebih dahulu.
Jika anak pada permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami kesulitan dalam mempelajari bidang studi yang ada di jenjang berikutnya. Karena melalui membaca dapat membantu siswa mempelajari banyak hal. Mengenai permasalahan kesulitan dalam belajar membaca ini saya mencoba observasi di RA Darussalam Rukti Basuki,  Kec.Rumbia Kab. Lampung Tengah pada tanggal 16 dan 29 September 2018. Disini saya memperhatikan anak-anak yang sedang belajar membaca, dan memang terdapat satu anak yang susah dalam membaca. Anak ini memang mengalami kesulitan dalam belajar membaca, terlihat pada anak tersebut bahwa teman-teman yang usianya kurang dari dia sudah lancar membaca, tetapi dengan usianya yang sudah hampir 8 tahun, tepatnya 7 tahun 6 bulan ini dia belum lancar dalam membaca kalimat yang ada di papan tulis.
Dengan terdapatnya siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca ini, pendidik yang ada disekolahan tersebut seperti mengeluh dengan keadaan siswa tersebut.  Karena keadaan dirinya sulit untuk membaca, keadaan tersebut didasarkan karena ia dapat mengeja kata dan sering juga keliru dalam menyebutkan huruf-hurufnya. Contohnya seperti menyebutkan huruf u menjadi huruf n.
Anak berkesulitan belajar membaca sering disebut juga dengan dislexia, adalah anak yang sering mengalami kekeliruan dalam mengenal kata. Kekeliruan jenis ini mencakup penghilangan, penyisipan, penggantian, pembalikan, salah ucap, pengubanhan tempat, tidak menegnal kata, dan tersentak-sentak.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Kesulitan Belajar?
2. Apa Saja Penyebab Kesulita Belajar?
3.Apa Yang Dimaksud Kesulitan Belajar Membaca?
4. Apa Karakteristik Kesulitan Belajar Membaca?
5. Apa Saja faktor Penyebab Kesulitan Belajar Membaca?
6. Apa Saja Jenis Kesulitan Membaca Permulaan?

C.    Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Kesulitan Belajar.
2. Utuk Mengetahui Penyebab Kesulitan Belajar.
3. Untuk Mengetahui Definisi Kesulitan Belajar Membaca.
4. Untuk Mengetahui Karakteristik Kesulitan Belajar Membaca.
5. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Membaca.
6. Untuk Mengetahui Jenis Kesulitan Membaca Permulaan.



BAB II
LANDASAN TEORI

   A. Kesulitan Belajar Membaca
1.      Definisi Kesulitan Belajar
Belajar merupakan sebagai tingkah laku yang dapat diubah melalui latihan atau pengalaman. Dengan kata lain tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil dari belajar.[1]
Definisi kesulitan belajar pertama kali dikmukakan oleh The United States Office Of Education (USOE), PADA TAHUN 1997 YANG DIKENAL DENGAN Public Law, mendefinisikan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran dan tulisan. gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dari bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi sepeti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perekambangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tuna grahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya dan ekonomi.[2]
2.      Penyebab Kesulitan Belajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, internal dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor internal yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan penyebab utama probelama belajar (learning problems) adalah faktor eksternal, yaitu anatara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegitan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.
Disfungsi neurologis sering tidak hanya menyebabkan kesulitan belajar tetapi juga dapat menyebabkan tunagrahita dan gangguan emosional. Berbagai faktor yang dapat menyebabkan disfungsi neurologis yang pada gilirannya dapat menyebabkan kesulitan belajar antara lain adalah:[3]
a.       Faktor genetik,
b.      Luka pada otak karena trauma fisik atau kekurangan oksigen,
c.       Biokimia yang hilang (misalnya biokimia yang diperlukan untuk memfungsikan saraf pusat),
d.      Biokimia yang dapat merusak otak (zat pewarna pada makanan),
e.       Pencemaran lingkungan (misalnya pencemaran timah hitam),
f.       Gisi yang tidak memadai, dan
g.      Pengaruh-pengaruh pskologis dan sosial yang merugikan perkembangan anak (deprivasi lingkungan).
3.      Kesulitan Belajar Membaca
Kesulitan belajar membaca sering disebut juga disleksia (dyslexia). Perkataan disleksia berasal dari bahasa Yunani yang artinya “kesulitan membaca”. Ada nama-nama lain menunjuk kesulitan belajar membaca, yaitu corrective readers dan remedial readen, sedangkan kesulitan belajaran yang paling berat sering disebut dengan aleksia (alexia).
Istilah disleksia banyak digunakan dalam dunia kedokteran dan dikaitkan dengan adanya gangguan fungsi neurofisiologis. Bryan dan Bryan seperti dikutip oleh Marcer, mendefinisikan disleksia sebagai suatu sindroma kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat, dan dalam belajar sega sesuatu yang berkenaan dengan sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa. Menurut Learner, definisi kesulitan belajar membaca atau disleksia sangat bervariasi, tetapi semuanya menunjuk pada adanya gangguan pada fungsi otak.[4]
4.      Karakteristik Kesulitan Belajar Membaca
Menurut Mercer, ada empat kelompok karakteristik  kesulitan belajar membaca, yaitu:
a.       Kebiasaan membaca,
b.      Kekeliruan mengenal kata,
c.       Kekeliruan pemahaman, dan
d.      Gejala-gejala serba aneka.
Anak berkesulitan belajar membaca sering memperlihatkan kebiasaan membaca yang tidak wajar. Mereka sering memperlihatkan adanya gerakan-gerakan yang penuh ketegangan seperti menegerutkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir. Mereka juga sering memeperlihatkan adanya perasaan tidak aman yang ditandai dengan perilaku menolak untuk membaca, menangis atau mencoba melawan guru.
Pada saat membaca mereka sering kehilangan jejak sehingga terjadi pengulangan atau ada baris yang terlompat sehingga tidak dibaca. Mereka juga sering memeperlihatkan adanya gerakan kepala kearah lateral, ke kiri atau ke kanan, dan kadang-kadang meletakkan kepalanya pada buku. Anak berkesulitan belajar membaca juga sering memgang buku bacaan yang terlalu menyimpang dari kebiasaan anak normal, yaitu jarak antara mata dan buku bacaan kurang dari 15 inci (kurang-lebih 37,5 cm).
Anak berkesulitan belajar membaca sering mengalami kekeliruan dalam mengenal kata. Kekeliruan jenis ini mencakup penghilangan, penyisipan, penggantian, pembalikan, salah ucap, pengubanhan tempat, tidak menegnal kata, dan tersentak-sentak.
Myklebust dan Johnson seperti dikutip Hargrove dan Poteet mengemukakan beberapa ciri anak yang mengalami berkesulitan belajar membaca, antara lain:[5]
a.       Mengalami kekurangan daalm memori visual dan audiotoris, kekurangan dalam emmori jangka pendek dan jangka panjang.
b.      Memiliki masalah dalam mengingat data seperti mengingat hari-hari dalam seminggu.
c.       Memiliki masalah dalam mengenal arah.
d.      Memiliki kekurangan dalam memahami waktu.
e.       Jika diminta menggambar orang sering tidak lengkap.
f.       Miskin dalam mengeja.
g.      Sulit dalam menginterpretasikan globe, peta, atau grafik.
h.      Kekurangan dalam koordinasi dan keseimbangan.
i.        Kesulitan dalam belajar berhitung, dan
j.        Kesulitan belajar dalam bahasa asing.
Pendapat Vernon yang juga dikutip oleh Hargrove dan Poteet mengemukakan perilaku anak berkesulitan belajar membaca adalah sebagai berikut:
a.       Memiliki kekurangan dalam diskriminasi penglihatan,
b.      Tidak mampu menganalisis kata menjadi huruf-huruf,
c.       Memiliki kekurangan dalam memori visual,
d.      Memiliki kekuranagan dalam melakukan diskriminasi audiotoris,
e.       Tidak mampu memahami simbol bunyi,
f.       Kurang mampu mengintegrasikan penglihatan dengan pendengaran,
g.      Kesulitan dalam mempelajari asosiasi simbol-simbol ileguler (khusus yang berbahasa Inggris),
h.      Kesulitan dalam mengurutkan kata-kata dan huruf-huruf,
i.        Membaca kata demi kata, dan
j.        Kurang memiliki kemampuan dalam berfikir konseptual.
5.      Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Membaca
Menurut Jamaris, kesulitan belajar membaca disebbakan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
a.       Faktor fisik
1)      Kesulitan Visual (penglihatan)
2)      Kesulitan audiotory perseption (pendengaran)
3)      Masalah neuorologis (syaraf)
4)      Dyslexia (kesulitan membaca)
b.      Faktor Psikologis
1)      Faktor emosi
2)      Faktor intellegensi
3)      Faktor konsep diri
c.       Faktor Sosio-Ekonomi
Faktor sosio-ekonomi adalah faktor yang menyebabkan keadaan rumah tidak kondusif untuk belajar.
d.      Faktor penyelenggaraan pendidikan yang kurang tepat
Fakor ini berikut dengan hal-hal berikut ini:
1)      Harapan guru yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan kemampuan anak
2)      Pengelolaan kelas yang kurang efektif
3)      Guru yang terlalu banyak mengkritik anak
4)      Kurikulum yang terlalu padat

Berbagai riset menurut Frith, menjelaskan beberapa penyebab dyslexia sebagai berikut:
a.       Faktor Biologis
Diantara yang termasuk dalam kesulitan belajar membaca yang disebabkan oleh faktor biologis, yaitu riwayat keluarga yang pernah mengalami dyslexia, kehamilan yang bermasalah, serta masalah yang cukup relevan.
b.      Faktor Kognitif
Faktor kognitif yang dijadikan penyebab dyslexia diantaranya, yaitu pola arikulasi bahasa dan kurangnya kesadaran fonologi pada individu yang bersangkutan.
c.       Faktor Perilaku
Faktor perilaku yang dapat dijadikan penyebab dyslexia yaitu masalah dalam hubungan sosial, stres yang merupakan implikasi dari kesulitan belajar, serta gangguan motorik.[6] 
6.      Jenis Kesulitan Membaca Pemulaan
Jenis kesulitan belajar permulaan yang dihadapi oleh peserta didik usia sekolah kelas rendah, antara lain:[7]
a.       Penghilangan huruf atau kata
b.      Penyelipan kata
c.       Penggantian kata
d.      Pengucapan kata yang salah dan makna yang berbeda
e.       Pengucapan kata yang salah tetapi makna yang sama
f.       Pengucapan kata salah tetapi tidak bermakna
g.      Pengulangan
h.      Pembalikan kata atau huruf
i.        Kurang memperhatikan tanda baca
j.        Ragu-ragu dalam membaca



BAB III
PEMBAHASAN

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PADA ANAK USIA DINI DI RA DARUSSALAM RUKTI BASUKI, KEC.RUMBIA KAB.LAMPUNG TENGAH

       A.  Identitas Narasumber
1.      Identitas Anak
Nama Lengkap      : Aida Azka Mila
Nama Panggilan    : Azka
Jenis kelainan        : Kesulitan Belajar Membaca
Jenis Kelamin        : Perempuan
Agama                   : Islam
Sekolah                : RA. Darussalam Rukti Basuki Kec. Rumbia Kab. Lampung Tengah
Alamat                  : Rukti Basuki Kec. Rumbia Kab. Lampung Tengah

2.      Identitas Orang Tua
Nama Ayah           : Muhammad Toha
Pekerjaan               : Wiraswasta

Nama Ibu              : Watini
Pekerjaan               : Wiraswasta

Alamat Ortu           : Rukti Basuki Rb2, Kec. Rumbia Kab. Lampung Tengah


    B.     Masalah Kesulitan Belajar Membaca pada Anak
Dari penjelasan diatas saya telah melakukan observasi serta wawancara  di RA. Darussalam Rukti Basuki, saya mengobservasi anak yang bernama Aida Azka Mila. Azka berusia 7 tahun 6 bulan, ia merupakan anak perempuan dari pasangan Bpk.Muhammad Toha dan Ibu, Watini. Bapak Azka berprofesi sebagai wiraswasta dan ibunya berprofesi sebagai wiraswasta juga. Azka kesehariannya tinggal bersama neneknya dan kakeknya, ia di tinggal orang tuanya sejak berusia 1 tahun karena orang tuanya bercerai dan masing-masing pergi ke luar negeri, dengan keadaan yang seperti ini Azka mengalami keterlambatan dalam membaca.
“Menurut Bryan dan Bryan, kesulitan belajar membaca atau dislexia merupakan suatu sindroma kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat dan dalam belajatr segala sesuatu.”[8]

Dalam hal ini Azka mengalami kesulitan membaca dengan menghilangkan huruf dalam kalimat atau dalam membedakan huruf, contohnya seperti membaca minggu dibaca migu dan ketika ia membaca huruf u dibaca n. Dalam mengeja ia juga belum terlalu bisa, padahal teman-teman lainnya yang usianya lebih muda sudah pintar-pintar dalam mengeja. Ketika ia sedang belajar dan diberi tugas oleh gurunya untuk menirukan tulisan yang ada dibukunya, ia sering sesekali melihat-lihat teman-temannya yang sedang menulis juga. Ketika ia ditegor ia langsung menulis lagi dibukunya.
Hal tersebut sudah dijelaskan pada teori diatas bahwa dislexia merupakan kesulitan belajar membaca pada anak yang sudah berusia 6 tahun keatas. Sesuai dengan teori yang tertera diatas bahwa Azka memang mengalami kesulitan belajar membaca, dimana Azka ketika membaca lebih dari 4 huruf mengalami penghilangan atau pengulangan dalam mengeja satu persatu huruf-hurufnya. Jika lebih dari 4 seperti kata minggu ia membacanya migu.
Terdapat diagnosa kesulitan belajar menulis yang dialami oleh Azka, antara lain:
1.      Sering terjadi pengulangan dalam mengeja kata,
2.      Ia sering keliru dalam menyebutkan huruf, seperti u menjadi n
3.      Sering menghilangkan huruf dalam membaca, seperti minggu menjadi migu,
4.      Ia tidak bisa membaca lebih dari 4 huruf, jika bisa hanya mengeja perhurufnya saja,
5.      Suka melihat-lihat tulisan temannya ketika sedang belajar,
6.      Jika diberi tugas gurunya ia paling akhir menyelesaikannya dan mengumpulkannya,
7.      Azka merupakan anak yang pendiam.

Adapun faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar membaca adalah salah satunya faktor keluarga dan faktor kognitif. Pada anak kesuliatan dalam membaca faktor keluarga merupakan faktor yangs sangat penting karena dalam ia belajar tidak hanya di sekolahan tetapi juga dirumah, jika dalam keluarganya tidak mau mengajarkan anak tersebut membaca maka ia akan mengalami kesulitan dalam membaca, karena pendidikan pertama dilakukan oleh keluarga. Sedangkan faktor kognitifnya anak yang berkesulitan belajar membaca adalah ia kurang mampu menangkap atau mengingat huruf-huruf yang sudah dipelajarinya dan menggabungkannya menjadi kata bahkan kalimat.




BAB IV
PENUTUP

       Kesimpulan
Anak berkesulitan belajar merupakan anak yang memiliki gangguan pada  hal menguasai dan menggunakan kemampuannya untuk berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, atau kemampuan dalam bidang matematisnya seperti menghitung. Dalam gangguan ini bersifat internal bagi anak, salah satu penyebabnya adalah tidak berfungsinya sistem syaraf pada otak dan dapat muncul selama rentan kehidupan.
Sedangkan kesulitan belajar membaca atau dislexia merupakan suatu sindroma kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat, dan dalam belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa.
Kesimpulan dari observasi yang saya lakukan di RA. Darussalam Rukti Basuki mengenai anak yang bernama Aida Azka Mila, ia mengalami kesulitan dalam belajar membaca. Hal tersebut terlihat dari ketika ia sedang membaca kata minggu tetapi ia menyampaikannya migu,  ia sering keliru dalam menyebutkan huruf seperti u menjadi n.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mulyono, Anak Berkesulitan Belaja Teori, Diagnosis, dan Remediasinyar, Jakarta : Rineka Cipta, 2012.
Feronika Linda, Studi Analisi tentang Kesulitan Membaca (Dyslexia) serta upaya mengatasinya pada siswa vb sd Muhammadiyah 22 Sruni, Surakarta, Surakarta : Universitas Muhammadiyah, 2016.
Ismail, Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah,  Banda Aceh : UIN Ar-Raniry, 2016.
Mindawati, kontribusi kemampuan membaca dan menulis permulaan serta kemampuan berhitung anak berkesulitan belajar di SD Imbas Gugus II Limau Kecamatan Pauh,  Padang : Fakultas Ilmu Pendidikan Negeri, 2002.




[1] Ismail, “Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah” (Banda Aceh : UIN Ar-Raniry, 2016) hal. 33
[2] Mulyono Abdurrahman, “Anak Berkesulitan Belaja (Teori, Diagnosis, dan Remediasinyar” (jakarta : Rineka Cipta, 2012) hal.2
[3] Ibid, hal.8                                                      
[4] ibid, hal.161-162                                                                                                       
[5] Ibid, hal. 162-164
[6] Linda Feronika, “Studi Analisi tentang Kesulitan Membaca (Dyslexia) serta upaya mengatasinya pada siswa vb sd Muhammadiyah 22 Sruni, Surakarta” (Surakarta : Universitas Muhammadiyah, 2016) hal.4-5
[7] Mindawati, “kontribusi kemampuan membaca dan menulis permulaan serta kemampuan berhitung anak berkesulitan belajar di SD Imbas Gugus II Limau Kecamatan Pauh”  (Padang : Fakultas Ilmu Pendidikan Negeri, 2002) hal.19
[8] Linda Feronika, “Studi Analisi tentang Kesulitan Membaca (Dyslexia) serta upaya mengatasinya pada siswa vb sd Muhammadiyah 22 Sruni, Surakarta” (Surakarta : Universitas Muhammadiyah, 2016) hal.4

No comments:

Post a Comment