Monday, December 10, 2018

Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia Dini

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI

       A. Pengertian Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak Usia Dini
1.      Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development), merupakan proses perubahan kapasitas fungsional atau kerja organ-organ tubuh kearah keadaan yang maikin terorganisasi (dapat dikendalikan) terspesialisassi (sesuai kemampuan fungsinya masing-masing). Perkembangan ditekankan pada perubahan psikis.[1] Adapun pengertian lain, perkembangan merupakan suatu perubahan pada individu dan perubahan ini bersifat kualitatif. Dalam perkembangan tidak ditekankan pada segi material melainkan pada segi fungsional.  
2.      Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah perkembangan peilaku anak dalam menyesuaikan diri dalam aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada.[2] Perkembangan sosial juga merupakan suatu pencapaian kematangan Individu dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial ini juga dapat diartikan sebagai proses belajar seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi serta bekerja sama. Adapun pengertian lain perkembangan sosial merupakan perkembangan tingkah laku pada anak yang dimana anak diminta untuk menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat.[3]
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial merupakan suatu proses belajar anak dalam menyesuaikan diri terhadap norma, moral, serta tradisi dalam sebuah kelompok atau dalam lingkungan masyarakat.
3.      Perkembangan Emosional
Menurut Campos, emosi merupakan perasaan atau afeksi yang akan timbul ketika seseorang berada dalam suatu keadaan yang dianggap penting oleh individu. Emosi dapat diwakili oleh perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialaminya. Dalam hal ini, emosi dapat berbentuk rasa senang, takut, marah, dan lain sebagainya.[4] Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosional merupakan  suatu perasaan yang ada dalam diri seseorang yang dapat berupa perasaan senang maupun tidak senang serta perasaan baik maupun tidak baik.

Dari beberapa uraian pendapat mengenai perkembangan sosial emosional diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial emosional pada anak usia dini merupakan suatu proses belajar anak bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan aturan sosial yang ada dan anak lebih mampu untuk mengendalikan perasaan-perasaannya yang sesuai dengan kemampuan mengidentifikasi dan mampu mengungkapkan perasaanya tersebut. Perkembangan sosial emosional pada anak tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena membahas mengenai perkembangan emosi akan berkaitan dengan perkembangan sosial pada anak.

       B.  Karakteristik Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini
1.      Ciri sosial anak usia dini
Dalam hal ini dapat dilihat dari anak usia dini biasanya mudah bersosialisasi dengan orang sekitar. Umumnya anak usia dini memiliki satu atau dua sahabat dan biasanya sahabat ini dapat mudah berganti. Mereka umumnya mudah dan cepat menyesuaikan dirinya secara sosial. Patten mengamati tingkah laku sosial pada anak usia dini ketika mereka sedang bermain bebas, antara lain:
a.       Tingkah laku unoccupied, anak tidak dapat bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak ;ain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apa pun.
b.      Bermain sosialiter, anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan berbeda dengan apa yang dimainkan oleh teman yang ada di dekatnya. Merka biasanya tidak pernah berusaha untuk saling berbicara.
c.       Tingkah laku onlooker, alat menghabiskan waktu dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk saling bermain bersama.
d.      Bermain parallel, dalam hal ini anak bermain saling berdekatan tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak yang lainnya. Mereka menggunakan alat permainan yang sama, berdekatan tetapi tidak dengan cara yang saling tidak bergantung.
e.       Bermain assosiatif, dalam hal ini anak bermain dengan anak lain tetapi tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing disini anak bermain dengan caranya sendiri.
f.       Bermain kooperatif, dalam hal ini anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi dan ada pemimpinnya. Masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dengan bersamaan, misalnya bermain perang-perangan, pasar-pasaran, sekolah-sekolahan, dan lain sebagainya.
2.      Ciri emosional anak usia dini
Biasanya anak prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Dalam usia ini anak sering mengeluarkan sikap marah, iri hati juga sering terjadi. Dalam usia inia ank-anak biasanya sering memperebutkan perhatian dari guru. emoasi yang tinggi biasanya disebabkan oleh masalah psikologis dibandingkan dengan masalah fisiologis. Hurlock mengemukakan pola-pola emosi umum pada masa kanak-kanak, antara lain:
a.       Amarah
Dalam hal ini penyebab amarah yang paling umum ialah pertengkaran mengenai permainan, tidak tercapainya keinginan, dan serangan yang hebat dari anak lain. Ketika anak mengungkapkan rasa marah dengan ledakan amarah yang ditandai dengan menangis, teriak, menggertak, menendang, melompat-lompat atau dengan memukul.
b.      Takut
Dalam hal ini reaksi yang ditimbulkan anak terhadap rasa takut ialah panik, kemudian menjadi khusus lagi menjadi seperti lari, menghindar, bersembunyi, dan menangis.
c.       Cemburu
Anak akan merasa cemburu jika ia mengira bahwa perhatian dari orang tua beralih kepada orang lain di dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Biasanya anak menunjukkan kecemburuannya dengan berperilaku seperti anak kecil seperti emngompol, pura-pura sakit, atau dengan menjadi nakal yang berlebihan.
d.      Ingin tahu
Dalam hal ini anak mempunyai rasaingin tahu terhadap hal-hal yang abru dilihatnya, juga mengenai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain.
e.       Iri hati 
Iri hati ini biasanya diungkapkan dengan bermacam-macam cara, yang paling umum adalah dengan mengeluh tentang barangnya sendiri, dengan mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang seperti yang dimiliki oleh orang lain.
f.       Gembira
Anak yang merasa gembira akan menunjukkan kegembiraannya dengan tersenyum dan tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat atau memeluk benda atau yang membuat orang lain bahagia.
g.      Sedih
         Dalam hal ini anak yang merasa sedih disebabkan karena kehilangan segala sesuatu yang dicintai atau yang dianggap penting bagi dirinya, baik itu orang, binatang, atau benda mati seperti mainan.
h.      Kasih sayang
         Dalam hal ini anak-anak belajar untuk mencintai orang lain, binatang, atau benda lain yang menyenangkan bagi anak. ketika besar anak mengungkapkan kassih sayang dengan secara lisan sedangkan jika masih kecil anak menyatakannya dengan secara fisik seperti memeluk, menepuk, dan mencium objek kasih sayangnya.[5]

   C.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Pada Anak Usia Dini
Terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial emosional pada anak, antara lain:[6]
1.      Faktor Hereditas
Menurut Rini Hildayati, mengatakan bahwa faktor hereditas ini berhubungan dengan hal-hal yang telah diturunkan dari orang tua kepada anak cucunya yang pemberiannya sejak ia lahir. Dalam hal ini faktor hereditas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan pada anak usia dini, termasuk perkembangan sosial dan emosi mereka.
2.      Faktor Lingkungan
Menurut Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, faktor lingkungan merupakan sebagai kekuatan yang kompleks dari dunia fisik dan sosial yang memiliki pengaruh terhadap susunan biologis serta pengalaman psikologis, termasuk pengalaman sosial maupun pengalaman emosi pada anak sejak sebelum ia ada dan sesudah ia sudah lahir.
3.      Faktor Umum
Faktor umum ini maksudnya adalah unsur-unsur yang dapat digolongkan kedalam kedua faktor diatas (faktor hereditas dan faktor lingkungan). Faktor umum ini merupakan campuran dari faktor hereditas dan faktor lingkungan. Faktor umum ini dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini pada jenis kelamin, kelenjar gondok, serta kesehatannya.

    D.   Upaya Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional pada anak sebaiknya memperhatikan apa yang terjadi dengan anak didik, agar seorang guru mampu menstimulus perkembangan emosi pada anak usia dini, supaya anak dapat mengola emosi, memotivasi diri sendiri, berempati dan dapat membina hubungan dengan orang lain. Diantaranya adalah:[7]
1.      Mengenali emosi sendiri
Dari hal ini, tugas seorang guru adalah membina kestabilan emosi anak menuju perkembangan lebih lanjut sejalan dengan pertumbuhan pada umur anak.
2.      Mengelola emosi anak
Disini seorang guru harus turun tangan untuk dapat membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi oleh anak, dengan cara menghibur dirinya sehingga anak dapat bangkit dari kekacauan yang sedang dialaminya.
3.      Memotivasi diri sendiri
Disini seorang pendidik mengarahkan anak untuk dapat memotivasi dirinya sendiri dengan cara berfikir optimis dan positif.
Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa sangat pentingnya meningkatkan sosial emosional pada anak usia dini karena emosional anak kelak akan dapat sukses dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini agar seorang pendidik tidak tergelincir pada penyediaan perkembangan sosial emosional diberikan bebrapa pedoman yang harus diperhatikan oleh pendidik. Antara lain:[8]
1.        Seorang pendidik harus dapat menghargai, menerima dan memperlakukan anak sesuai dengan martabatnya.
2.        Seorang pendidik harus dapat memahami karakteristik pada anak.
3.        Seorang pendidik harus dapat mendorong anak berkolaborasi atau bekerja sama dengan sesama temannya.
4.        Seorang pendidik harus dapat menggunakan strategi pembelajaran yang cukup luas, untuk emmperkaya pengalaman pembelajaran bagi anak.
Seorang pendidik harus dapat memfasilitasi anak untuk meningkatkan rasa tanggung jawab akan dirinya sendir


[1]Encep Sudirjo, “Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik (KonsepPerkembangan dan Pertumbuhan Fisik dan Gerak Manusia)”, (Jawa Barat: UPI Sumedang Press, 2018), hal.5.
[2]Isjoni, “Model Pemeblajaran Anak Usia Dini”. (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.30.
[3]Femmi Nurmalitasari, “Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Prasekolah”, (Universitas Gdjah Mada, Jurnal Buletin Psikologi, 2015), Volume. 23, Nomor. 2, hal.104.
[4] Ibid, Femi Nurmalitasari, “Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia Prasekolah”, hal. 105-106.
[5]Ahmad Susanto, “Perkembangan Anak Usia Dini (Pengantar dalam Berbagai Aspeknya), (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hal.147-151.
[6]Nurjanah, “Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Keteladanan”, Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, Volume. 14 Nomor. 1, Juni 2017, hal. 54-55.
[7]Rizki Ayudia, “Mengembangkan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bercerita di Kelompok B.1 RA AL-ULYA Bandar Lampung”, (Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan: IAIN Raden Intan Bandar Lampung, 2017), hal.40.
[8]Ibid, Rizki Ayudia, “Mengembangkan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bercerita di Kelompok B.1 RA AL-ULYA Bandar Lampung”, hal.41.

No comments:

Post a Comment